5 Keterampilan yang Orang Tua inginkan untuk Dipelajari Anaknya
Sebagai seorang guru, saya mencoba untuk terhubung dengan orang tua siswa saya dan mencari tahu apa yang penting bagi mereka. Saya sering bertanya: Apa yang Anda ingin anak Anda pelajari? Keterampilan siswa apa yang Anda ingin mereka miliki? Orang tua telah memberi saya umpan balik yang luar biasa selama bertahun-tahun. Berikut adalah lima keterampilan yang kami kutip dari situs http://139.99.66.56/ dan tidak sepenuhnya terkait dengan akademik, yang mereka harapkan dipelajari anak-anaknya di sekolah.
1. Kemandirian
Guru perlu membantu siswa menjadi mandiri. Ini tidak terjadi dalam semalam, jadi orang tua dan guru harus secara bertahap meningkatkan tanggung jawab siswa. Dengan kelulusan sekolah menengah, siswa harus cukup mandiri untuk menangani apa yang dilemparkan kehidupan kepada mereka. Guru dapat mendukung ini dengan mengizinkan siswa membuat pilihan di kelas—apakah mereka memilih topik penelitian mereka sendiri atau buku untuk dibaca. Anda juga harus memberi siswa kesempatan untuk memilih dari berbagai penawaran kelas, magang, dan kelas pendaftaran ganda. Memanggil siswa untuk menilai sendiri kemajuan dan membuat rencana perbaikan juga berharga.
Akhirnya, meminta pertanggungjawaban siswa akan mempersiapkan mereka untuk dunia nyata. Ketika saya memiliki seorang siswa yang sedang berjuang, misalnya, saya akan duduk bersama mereka dan bertanya, “Apa yang menghalangi kesuksesan Anda?” dan “Apa yang akan Anda lakukan untuk memperbaikinya?” Memegang tanggung jawab siswa untuk masalah dan tindakan yang diperlukan untuk mendapatkan hasil positif membantu mereka menjadi lebih mandiri.
2. Pemecah Masalah
Orang tua telah berulang kali mengatakan kepada saya bahwa mereka ingin anak-anak mereka dapat berpikir kritis dan memecahkan masalah. Mengajar siswa untuk memahami bahwa ada banyak cara untuk memecahkan masalah adalah kuncinya. Salah satu cara terbaik untuk membantu siswa memecahkan masalah adalah memastikan kurikulum terkait dengan situasi dunia nyata. Siswa di kelas sains memecahkan masalah lingkungan dan masalah yang berhubungan dengan fisika. Siswa seni bahasa Inggris belajar seni persuasi dan argumen.
Pembelajaran berbasis proyek adalah cara lain untuk membantu siswa mengatasi masalah yang ada di dunia nyata. Beri siswa tugas yang mengharuskan mereka mengembangkan solusi untuk masalah yang dapat didekati dengan berbagai cara; ini lebih mempersiapkan mereka untuk masa depan.
3. Jaringan
Siswa perlu memahami bahwa menemukan mentor dan jaringan adalah komponen kunci untuk sukses. Saya memiliki seorang siswa di kelas sastra penempatan lanjutan saya sekarang, Vincenzo, yang ingin belajar bisnis. Dia menjangkau lulusan dari sekolah kami yang bekerja sebagai pemodal ventura. Pemimpin bisnis ini biasanya hanya menerima mahasiswa magang, tetapi dia sangat terkesan dengan inisiatif Vincenzo sehingga dia menawarkan magang. Vin sekarang mempelajari keterampilan berharga dari profesi yang ia harapkan untuk dijadikan karirnya. Memberi siswa kesempatan magang, mendorong mereka untuk terhubung dengan alumni, dan mengajari mereka cara menyiapkan “elevator pitch” satu menit adalah keterampilan berharga yang dapat memacu siswa menuju kesuksesan.
4. Advokasi Diri
Beberapa tahun yang lalu, saya memiliki seorang siswa yang luar biasa yang diterima di sekolah Ivy League. Meskipun siswa itu cerdas dan mampu, dia dan keluarganya sama-sama mengatakan kepada saya bahwa dia tidak pernah belajar bagaimana membela diri. Ketika dia tidak memahami suatu tugas, dia takut untuk menghubungi profesornya. Dia tidak pernah sekalipun menghadiri jam kantor profesornya karena dia pikir itu akan membuktikan bahwa dia tidak mampu. Dia tidak menyadari bahwa teman-teman sekelasnya sering bertemu dengan profesor mereka untuk mengajukan pertanyaan dan meninjau pekerjaan. Siswa itu berakhir dalam masa percobaan, tetapi dia cukup beruntung untuk belajar dari kesalahannya, kembali ke sekolah, dan lulus dari perguruan tinggi tepat waktu.
Guru sekolah menengah dan sekolah menengah atas harus mengajari siswa istilah advokasi diri dan menjelaskan bahwa itu berarti berbicara untuk diri sendiri dan membuat keputusan yang cerdas. Guru dan konselor bimbingan harus mendorong siswa mereka untuk bertemu dengan mereka ketika mereka sedang berjuang. Penasihat sangat membantu karena siswa memiliki orang dewasa tepercaya yang dapat mereka hubungi untuk mendapatkan dukungan. Mengajar siswa bagaimana merencanakan pertemuan dengan guru juga penting; siswa harus menuliskan kekhawatiran mereka dan membuat catatan sehingga mereka dapat membuat rencana tindakan untuk sukses.
5. Keterampilan Presentasi
Orang tua ingin anaknya bisa tampil dengan percaya diri. Mereka harus mampu “menahan ruangan” dan tidak hanya membacakan presentasi PowerPoint. Mereka harus mampu mempertahankan pekerjaan mereka. Siswa yang berpartisipasi dalam pameran sains, pameran sejarah, atau acara sekolah lainnya memperoleh pengalaman dengan keterampilan ini, tetapi guru perlu memasukkan lebih banyak kesempatan untuk presentasi ke dalam kelas.
Guru dapat menugaskan siswa dengan presentasi kecil terlebih dahulu, dan seiring berjalannya kursus, mereka dapat menantang siswa untuk membangun keterampilan presentasi mereka. Yang terpenting, guru perlu menunjukkan kepada siswa seperti apa presentasi yang patut dicontoh. Ini dapat dilakukan dengan menghadirkan mentor siswa yang lebih tua di kelas atau dengan menunjukkan video presentasi yang kuat.
Sebagai seorang guru, mendengarkan orang tua mengartikulasikan keterampilan siswa yang mereka harapkan diperoleh anak-anak mereka telah terbukti sangat berharga. Bersama-sama, kita dapat mempersiapkan siswa untuk mengatasi masalah apa pun yang menghadang mereka, memastikan bahwa mereka benar-benar siap untuk kuliah dan dunia kerja.
Ketahui juga: 7 Hal yang Perlu Diberitahukan kepada Guru Tentang Anak Anda.